Usia yang Tepat untuk Anak Belajar Calistung
Usia yang Tepat untuk Anak Belajar Calistung
Selasa, 09 Juli 2024 10:02 WIB | 116 views

Orang tua tentu merasa bangga jika anaknya sudah bisa membaca, menulis, dan menghitung (calistung). Kemampuan ini adalah salah satu tonggak perkembangan anak. Oleh karena itu, banyak orang tua yang antusias mendorong anak belajar calistung, bahkan mendaftarkan mereka ke kursus.

Namun, orang tua perlu mengetahui waktu yang tepat untuk anak mulai belajar calistung. Jika terlalu dini, anak bisa merasa stres dan tidak mendapatkan manfaat yang diharapkan.


Usia Belajar yang Tepat untuk Anak

Untuk dapat belajar membaca, menulis, dan menghitung, anak harus memiliki kemampuan dasar tertentu. Misalnya, sebelum belajar memegang pensil, anak perlu mampu menjumput benda kecil. Sebelum belajar menulis huruf dan angka, anak harus bisa membuat garis lurus dan lengkung dengan kekuatan tangan yang cukup. Sebelum bisa membaca, anak harus bisa mengucapkan kata dengan jelas dan memahami maknanya. Dan sebelum mampu melakukan penjumlahan atau pengurangan, anak perlu memahami konsep benda dan angka terlebih dahulu.


Secara umum, jika perkembangan anak normal, semua kemampuan tersebut biasanya dimiliki anak pada usia 6 tahun. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia tidak memasukkan calistung dalam kurikulum pendidikan anak usia dini. Usia ideal untuk belajar calistung adalah ketika anak masuk sekolah dasar, yaitu sekitar 7 tahun sebagaimana dilansir dari laman KlikDokter.com.

Namun, ada anak-anak yang perkembangannya lebih cepat. Jika demikian, orang tua boleh mengenalkan calistung lebih dini, asalkan dilakukan dengan cara yang menyenangkan.


Tanda-Tanda Anak Siap Belajar Calistung

Kesiapan anak untuk belajar calistung biasanya berbeda-beda. Ada anak yang lebih suka dan siap untuk belajar berhitung terlebih dahulu, sementara yang lain lebih tertarik untuk membaca. Kesiapan menulis biasanya muncul setelah kemampuan membaca.


Tanda-tanda anak siap belajar membaca antara lain:

  • Anak menunjukkan minat pada aktivitas membaca, misalnya berpura-pura membaca buku atau menulis.

  • Antusias saat dibacakan buku cerita.

  • Anak mampu menceritakan pengalaman sehari-hari.

  • Anak membuka buku dari kiri ke kanan.

  • Anak membuat garis atau coretan dari kiri ke kanan.

  • Anak tertarik dengan huruf dan kata, misalnya bertanya cara membaca suatu kata.

  • Anak tertarik dengan konsep fonetik, misalnya kata "apel" dimulai dengan suara "a".


Tanda-tanda anak siap belajar berhitung antara lain:

  • Anak mengerti konsep angka dan benda, misalnya tahu bahwa satu balok berarti jumlahnya satu.

  • Anak dapat menghitung objek yang jumlahnya 1-3 dengan benar.

  • Anak dapat menyebutkan angka 1-10 dengan urutan yang benar.

  • Anak mengerti konsep jumlah dan ukuran, seperti mana yang lebih besar, lebih kecil, lebih banyak, lebih sedikit, lebih tinggi, dan lebih rendah.


Efek Memaksa Anak Belajar Calistung Terlalu Dini

Memaksa anak belajar calistung sebelum ia siap dapat berdampak buruk. Anak bisa mengalami "mental hectic," yaitu kondisi di mana ia sering memberontak. Anak juga bisa merasa bahwa calistung adalah kegiatan yang tidak menyenangkan, bahkan bisa menjadi traumatis, yang akan menurunkan motivasi belajar.

Dampak negatif ini bisa membuat anak semakin malas membaca dan belajar, yang tentu tidak diinginkan di masa depan. Selain itu, anak berisiko mengalami depresi akibat tekanan dari lingkungan, baik dari orang tua maupun sekolah. Akibatnya, saat dewasa, anak mungkin merasa kurang percaya diri dengan kemampuannya.


Jadi, sebaiknya jangan memaksa anak belajar calistung sebelum usia 7 tahun. Namun, jika anak menunjukkan tanda-tanda kesiapan sebelum usia tersebut, kenalkan calistung dengan cara yang menyenangkan!




Ilustrasi Kalkulator Anak (Foto: Freepik)



Berikan Komentar Via Facebook