APA ITU STUNTING?
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang diakibatkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang berlangsung lama yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
PENYEBAB STUNTING
Ketahanan Pangan (ketersediaan, keterjangkauan dan akses pangan bergizi)
Lingkungan Sosial (norma, makanan bayi dan anak, higinie, pendidikan, tempat kerja)
Lingkungan Kesehatan (akses, pelayanan preventif dan kuratif)
Lingkungan Pemukiman (air, sanitasi, kondisi bangunan)
1 DARI 3 BALITA DI INDONESIA MENDERITA STUNTING
Anak bayi stunting di Indonesia pada 2018 mencapai 30,8% dan mengalami penurunan di tahun 2019 menjadi 27,67%
Walaupun terjadi penurunan, angka tersebut masih berada di atas batasan yang ditetapkan WHO, yaitu 20%
Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting. Masalah stunting penting untuk diselesaikan, karena berpotensi mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak.
APA SAJA DAMPAK STUNTING?
Balita stunting berpotensi memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal.
Lebih rentan terhadap penyakit.
Menurunnya tingkat produktivitas.
Kekebalan kapasitas otot kerja rendah.
Terganggunya pertumbuhan fisik.
BAGAIMANA PENCEGAHANNYA?
Pemenuhan nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan
Edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja
Edukasi tentang persalinan dan pentingnya melakukan inisiasi menyusui dini (IMD)
Akses terhadap sanitasi dan air bersih yang mudah
Biasakan cuci tangan dengan sabun mengalir
Imunisasi
Menikah dalam kondisi matang
Pemuda memiliki peran yang penting dalam upaya pencegahan stunting. Beberapa yang bisa dilakukan adalah dengan menyebarkan informasi stunting melalui media sosial, memiliki pola hidup sehat dan merencanakan hidup dengan baik, serta menikah dalam keadaan siap.
APA YANG HARUS DILAKUKAN GENERASI MUDA?
Menyebarkan informasi tentang stunting melalui media sosial.
Menerapkan dan membiasakan pola hidup sehat.
Merencanakan hidup dengan sebaik mungkin.
Peduli dan peka jika di lingkungan terdapat catin, ibu hamil, dan balita.
(sumber: UKM Kependudukan Unej #twitter #edited)