Waktu sarapan merupakan momen makan yang sangat penting, namun terdapat anak-anak yang cenderung melewatkan sarapan karena berbagai alasan, seperti kurang nafsu makan di pagi hari atau bangun kesiangan. Meskipun terkadang diabaikan, sarapan memiliki peran penting dalam mencegah kegemukan pada anak.

Anak-anak setelah tidur selama 8-10 jam tanpa asupan makanan atau minuman, terutama karbohidrat, dapat mengalami penurunan kadar gula darah. Melewatkan sarapan dapat memperburuk kondisi ini, mengakibatkan rendahnya kadar gula darah yang dapat mengganggu fungsi tubuh dan otak. Otak, sebagai organ kunci dalam proses belajar, membutuhkan energi yang cukup untuk menerima, mengolah, menyimpan, dan mengeluarkan informasi.

Sarapan berperan sebagai penyedia energi bagi anak untuk memulai aktivitas di sekolah hingga siang hari, sehingga ketidakhadiran sarapan dapat mengganggu konsentrasi belajar dan stamina anak. 

Dilansir dari laman Parenting Indonesia, hasil survei dari NoKidHungry.org, kampanye di Amerika Serikat yang bertujuan memastikan anak-anak mendapatkan makanan bergizi, menunjukkan bahwa 75% dari lebih dari 1.000 guru sekolah menyatakan bahwa murid yang sarapan di kelas memiliki performa yang lebih baik. Mereka lebih fokus dalam pembelajaran, jarang absen, dan mengalami lebih sedikit masalah kedisiplinan di sekolah.

Selain itu, sarapan juga dapat berperan dalam mencegah kegemukan pada anak. Dengan sarapan, anak akan merasa kenyang lebih lama, mengurangi kemungkinan untuk ngemil. Makanan tinggi kalori, seperti camilan yang sering dikonsumsi anak-anak, dapat menyebabkan kelebihan asupan kalori, terutama jika disertai dengan kurangnya aktivitas fisik. Oleh karena itu, sarapan secara teratur dapat membantu mengontrol asupan kalori dan mencegah kegemukan pada anak.



(Foto/Gambar: Ilustrasi anak sedang sarapan/Dok. Racool_studio/Freepik edited)