Dalam mengasuh anak, tidak selalu berjalan mulus, bukan? Terkadang, orang tua mungkin kehilangan kendali dan memarahi anak. Tanpa disadari, selain melukai perasaan anak, otak mereka juga dapat mengalami perubahan akibat omelan atau teriakan.
Anak-anak, seperti halnya orang dewasa, cenderung lebih responsif ketika berbicara dengan nada biasa. Namun, jika orang tua sering berteriak, anak-anak pun bisa merasa terdorong untuk bereaksi serupa.
Memarahi anak secara terus-menerus tidak selalu efektif dalam mengoreksi perilaku mereka. Sebaliknya, otak mereka memerlukan ketenangan agar dapat berkembang dengan baik.
Dampak pada Otak Anak Jika Sering Dimarahi
Berbagai sumber menunjukkan bahwa sering memarahi anak bisa memberikan dampak negatif pada otak mereka. Berikut dilansir dari laman HaiBunda adalah beberapa dampak yang dapat terjadi:
1. Peningkatan Hormon Kortisol
Menurut Dr. Aldrich Chan, seorang neuropsikolog di Miami, ketika anak dimarahi, mereka akan merasakan stres yang signifikan. Stres ini menyebabkan pelepasan hormon kortisol, yang dapat berdampak buruk pada berbagai area otak, termasuk perkembangan otak anak.
2. Anak Berhenti Berpikir Rasional
Kortisol juga mempengaruhi korteks prefrontal, bagian otak yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan pengaturan emosi. Ketika anak sering dimarahi, aktivitas di korteks prefrontal bisa terhambat, sehingga mengganggu kemampuan anak untuk berpikir rasional dan mengambil keputusan yang tepat.
3. Masalah pada Ingatan Anak
Selain korteks prefrontal, hipokampus yang berperan penting dalam pembelajaran dan memori juga bisa terkena dampak. Berteriak secara berulang dapat mengganggu kemampuan anak dalam membentuk memori baru dan mengingat informasi yang sudah ada.
4. Pengaruh pada Perilaku Anak di Masa Depan
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa berteriak justru bisa memperburuk perilaku anak. Anak yang sering dimarahi cenderung menunjukkan peningkatan perilaku buruk di tahun berikutnya dan tidak menjadi lebih disiplin.
5. Anak Rentan Terhadap Depresi
Stres akibat kortisol juga memengaruhi produksi serotonin, neurotransmiter yang penting untuk mengatur suasana hati. Stres yang berkepanjangan dapat mengganggu keseimbangan serotonin, sehingga anak berisiko mengalami masalah psikologis seperti depresi dan kecemasan.
Memarahi anak tidak hanya berdampak pada perasaan mereka, tetapi juga bisa menimbulkan masalah psikologis jangka panjang yang terbawa hingga dewasa.
Demikian informasi mengenai dampak negatif pada otak anak jika mereka sering dimarahi. Semoga bermanfaat.
Ilustrasi Otak (Foto: bawanch/Getty Images/iStock)