Orang tua memegang peran sentral dalam perkembangan anak-anak, karena mereka adalah figur pertama yang dikenali dan dicontoh oleh anak. Namun, terkadang tanpa sadar, orang tua melakukan kesalahan dalam proses pendidikan anak yang dapat membawa dampak traumatis hingga masa dewasa.

Walaupun umumnya dianggap bahwa orang tua selalu tahu apa yang terbaik untuk anak-anak mereka, realitasnya tidak selalu demikian. Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua yang berpotensi menciptakan rasa trauma pada anak-anak mereka.

Dalam upaya menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kebahagiaan anak, orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengenali dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan. Penting untuk diingat bahwa dampak trauma pada masa kanak-kanak tidak selalu berakhir saat masa tersebut berakhir, melainkan dapat memengaruhi perilaku anak hingga dewasa.


Berikut adalah beberapa kesalahan dalam pendidikan anak yang bisa menyebabkan trauma dilansir dari laman HaiBunda:

1. Menggunakan hukuman fisik sebagai bentuk disiplin.

2. Bertengkar atau mempermalukan anak di depan umum.

3. Menekan anak untuk mencapai prestasi akademik yang sempurna.

4. Membiarkan konflik keluarga tidak terselesaikan di depan anak.

5. Mengabaikan kebutuhan emosional anak.

6. Mengendalikan setiap aspek kehidupan anak.

7. Membanding-bandingkan anak dengan yang lain dan memberikan kritik yang berlebihan.

Dengan memperbaiki perilaku dan tindakan orang tua, serta memperhatikan kesalahan-kesalahan tersebut, diharapkan dapat menghindari terjadinya trauma pada anak. Perbaikan harus dimulai dengan introspeksi diri dan kesadaran akan dampak yang ditimbulkan, serta komitmen untuk melakukan perubahan yang diperlukan demi kesejahteraan anak.


(Foto/Gambar: Ilustrasi Parenting/Dok. Freepik)