Radang usus buntu atau apendisitis bukanlah masalah yang hanya dialami oleh orang dewasa, melainkan juga dapat menimpa anak-anak. Organ kecil berbentuk tabung ini terletak di perut bagian kanan bawah, melekat pada usus besar. Menurut penelitian World Journal of Radiology tahun 2011, panjang usus buntu berkisar antara 8 hingga 10 cm, dengan variasi 2 sampai 20 cm.
Meskipun fungsi utama usus buntu masih belum sepenuhnya diketahui, namun beberapa penelitian terbatas mengindikasikan peran potensialnya dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika anak mengalami infeksi pada usus buntu, dapat terjadi radang usus buntu atau apendisitis.
Cleveland Health menyebutkan bahwa apendisitis atau radang usus buntu termasuk kondisi serius. Jika tidak diobati, usus buntu dapat pecah, mengakibatkan penyebaran bakteri ke seluruh perut dan menyebabkan infeksi peritonitis. Pecahnya usus buntu juga dapat membawa bakteri ke dalam aliran darah, menciptakan kondisi berbahaya yang disebut sepsis.
Gejala radang usus buntu pada anak
Penting bagi orang tua untuk memahami bahwa anak yang mengalami radang usus buntu dapat menunjukkan gejala khas, termasuk:
Nyeri hebat, terutama di sekitar pusar atau perut bagian kanan bawah, yang awalnya mungkin datang dan pergi sebelum menjadi stabil dan intens.
Demam tinggi, berkisar antara 37,2 hingga 38 derajat Celsius, disertai menggigil. Jika usus buntu pecah, demam dapat meningkat di atas 38,3 derajat Celsius bersamaan dengan peningkatan detak jantung.
Hilangnya nafsu makan sebagai tanda awal, yang kemudian bisa berkembang menjadi mual dan muntah akibat obstruksi usus.
Mual dan muntah juga menjadi gejala umum radang usus buntu pada anak.
Diare dengan lendir di feses atau konstipasi bisa terjadi, bersamaan dengan perubahan pola buang air besar dan kesulitan buang angin.
Perut yang terlihat buncit atau terasa kembung, merupakan tanda lanjutan yang mungkin menandakan pecahnya usus buntu.
Perubahan perilaku, seperti anak yang tadinya riang menjadi rewel karena menahan nyeri di bagian perut.
Cara Penanganan dan Pengobatan Radang Usus Buntu
Terdapat 2 metode penanganan dan pengobatan radang usus buntu, yakni perawatan non-operatif dan operatif sebagaimana dilansir dari laman HaiBunda berikut ini:
1. Perawatan Non-operatif (Pengobatan Antibiotik)
Dokter dapat merawat kasus radang usus buntu pada anak dengan tingkat ringan menggunakan antibiotik. Pada tahap awal, antibiotik diberikan melalui infus di rumah sakit, dan pengobatan dilanjutkan dengan antibiotik yang diresepkan selama 7 hari di rumah.
2. Tindakan Operasi
Umumnya, radang usus buntu diobati dengan mengangkat organ tersebut melalui tindakan operasi. Terdapat dua metode operasi yang umum dilakukan:
Laparoskopi: Dokter membuat sayatan kecil di perut kanan bawah, memasang kamera dan alat kecil untuk mengeluarkan usus buntu. Metode ini memiliki pemulihan yang lebih cepat.
Laparotomi (Terbuka): Dokter membuat sayatan lebih besar, seringkali digunakan pada kasus yang lebih kompleks dengan pemulihan yang lebih lama.
Sebelum menjalani operasi, anak mungkin akan diberikan antibiotik, dan dokter spesialis anestesi anak akan memberikan anestesi agar anak tertidur selama prosedur tersebut.
Demikianlah informasi mengenai radang usus buntu pada anak dan metode penanganan medis yang mungkin diperlukan. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda.